Penumpang LRT Turun 8.000 Per Hari Usai Berbayar, Dishub DKI Cari Solusi
Tribunjawa.com, Jakarta - Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut terdapat penurunan jumlah ridership atau penumpang pengguna LRT. Penurunan ini disebut terjadi sejak LRT dinyatakan berbayar.
"Memang ada penurunan ridership setelah dinyatakan berbayar dan ini tentu akan terus kami evaluasi," ujar Syafrin di gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).
Syafrin menyebut saat ini jumlah penumpang LRT sekitar 4.000 dari jumlah yang ditargetkan 14 ribu penumpang per hari. Dia mengatakan ada penurunan jumlah penumpang LRT sekitar 7.000-8.000 dibanding pada masa uji coba.
"Karena target ridership-nya 14 ribu, sekarang di kisaran 4.000 dari target 14 ribu. (Pada saat uji coba) sekitar 7.000-8.000, jadi perlu di-adjust kembali, tapi prinsipnya kami terus melakukan evaluasi," kata Syafrin.
Syafrin mengatakan pihaknya telah mengupayakan berbagai hal untuk menaikkan jumlah penumpang. Salah satunya melakukan integrasi antara LRT dan TransJakarta.
"Nah, upaya kami melakukan integrasi secara masif dengan sistem TransJakarta, dan sekarang ini sudah dilakukan di Jalan Pemuda. Ada Halte Pemuda TransJakarta, kemudian stasiun LRT Velodrome sudah kami integrasikan. Jadi di sana masyarakat cukup keluar dari sistem TransJakarta," kata Syafrin.
"Dia keluar satu kali tap, begitu tap out menjadi tap in di sistem LRT dan sebaliknya. Penumpang keluar menuju Halte Pemuda Rawamangun juga begitu, check out itu menjadi check in," sambungnya.
Tidak hanya itu, dia juga mengatakan akan mendorong pembangunan LRT fase 2. Pembangunan ini dilakukan untuk perpanjangan rute atau jangkauan layanan.
"LRT tahun ini kami akan dorong pembangunan fase 2, Kelapa Gading ke JIS. Kami harapkan dengan bertambahnya panjang jangkauan area layanannya menjadi lebih luas, sehingga meningkatkan ridership. Kami diharapkan dilakukan akselerasi," tuturnya. (dtk)